Kawan-kawan mestinya paham, bahwa orang yang masih bujang seperti saya ini, keimanannya masih setengah. Belum penuh seperti teman-teman saya yang sudah menikah. Demikian kata agama.
Sebaik-baiknya kualitas keimanan seorang bujang, ngga akan bisa menyamai kualitas orang yang sudah menikah. Betul, kan?
Sudah, bilang betul aja. Karena begitulah agama saya mengajarkan.
Mungkin ini juga alasan mengapa para pujangga itu mengistilahkan “separuh hati”, atau “separuh jiwa”. Keimanan letaknya di hati, kalau tidak bersegera menikah, maka selamanya dia tidak akan penuh. Masih separuh.
Namun, teman saya bertanya, “Bisa ngga saya DP dulu, trus kalau sudah waktunya nanti, saya penuhin setengahnya?”
Hahay.. apa maksudmu? “Ya saya pacaran dulu, trus saya nikahin kalau sampai waktunya nanti.”
Ajarannya siapa itu? Lha mbok kiro* keimanan itu barang dagangan?
Pilih kaffah atau timbul fitnah, Kawan!
… .
*mbok kiro = kamu kira
sumber gambar di sini
4 July 2011 at 6:47 pm
angsur…:)…3 x 24 bln..hihihi…salam persaudaran:)
LikeLike
4 July 2011 at 7:21 pm
uwaaaww.. bu nuruuul.. hehehe.. klo diangsur malah berabee, buuu.. wkwkwk..
LikeLike
5 August 2011 at 12:14 am
Kalau ndak bisa DP y di nego.. Dokter aku tanya..
aku sering merenung, kenapa ya aku kalau lagi seneng semangat banget ibadah, dll. Tapi kalau lagi ada masalah, aku malah males ibadah. Pengennya sendiri, analisa kemungkinan2, curhat sama nenek (ke makam nenek), atau malah kabur dari rumah. Apa aku ada kelainan ya?
LikeLike
5 August 2011 at 4:50 am
🙂
kelainan seperti apa yang dimaksud?
ah, saya harap bukan kelainan. melainkan hanya perlu memompa semangat aja, kok.. 😉
LikeLike