image

Saya tidak punya alasan apapun untuk suntuk malam ini. Karena saya akan pergi kencan. Jangan tanya sama siapa, karena saya juga ngga pengen cerita.

Yang pengen saya ceritakan justru tentang bintang di langit sana. Tentang bagaimana kami duduk memandang bintang, berbagi cerita, berbagi mimpi.

Tentang bagaimana kami merencanakan masa depan, tentang bagaimana kami bercita-cita.

Tentang bagaimana kami saling mencinta. Tentang bagaimana kami merajut rindu.

Lalu, apa yang akan kami lakukan?

 

Kami menunggu. Menunggu waktu yang tepat untuk meresmikan semuanya.

Namun semakin kami menunggu, semakin larut malam. Semakin kami yakin segala sesuatunya tak lagi berjalan melambat.

Semuanya semakin cepat.

Dan kami tak bisa menunggu.

Kami harus segera berlari. Tak lagi kami terlena pada malam. Dan kami harus segera menjemput bintang.

Bintang tempat kami menggantungkan mimpi. Tempat kami berbagi cerita. Tempat kami bertaruh cita-cita.

Dan bintang itu tak jauh dari tempat kami.

Kamu tahu, Kawan? Bintang hanya terlihat saat malam. Saat malam semakin larut, bintang makin terang. Makin pekat, makin bersinar kuat.

Kami tak ingin melewatkan malam. Kami tak ingin kehilangan bintang yang kami bagi. Mau tak mau, kami harus menyelesaikannya malam ini, secepat mungkin.

Kami harus meresmikannya sesegera mungkin.

Sebelum malam lewat.

Kami tak bisa menunggu.

Bintang tak bisa menunggu.

Mungkin Tuhan juga jenuh menunggu.

… .