“tentang aku, kamu, dan hujan kita”

Musik Hujan

langit jenuh, hitam pekat
awan penuh, cercam kilat
guntur bertalu talu

angin lusuh, embun terangkat
dari timur ke barat
hujan deras deras

kami berlagu
berdendang sayu
sendu, rindu bertemu

… .

Puisi Tengah Hujan

ibarat kembang bunga tak jadi
entah ke mana gundah menjadi

senyum kekasih sejuk dinanti
laiknya hujan sirami bumi

… .

Dan saya berlari untuknya. Sampai kapanpun. Menujunya, dan mengajaknya kepada yang semestiya kami tuju: luapan cinta halal nan hakiki yang membuncah… serupa hujan yang pernah membasahi kami.

IBSN: Pohon Kearifan

Kata-kata bijak yang sarat akan nasihat laksana barisan hujan yang menetes dari atap-atap langit. Meluncur jauh menemui tanah di bawahnya lalu membuatnya subur; tanah manapun kemudian mampu menumbuhkan berbagai macam kehidupan sesuai kehendakNya. Hujan pun tak boleh terlalu deras, debit demi debitnya harus tertata, supaya ada jeda antara resapan dengan tumpahan airnya. Akan tetapi ada jenis-jenis tanah yang telah jenuh dengan hujan, seperti tanah rawa-rawa; tetes-tetes air yang seharusnya menghidupkan itu tak mampu masuk lebih jauh ke dalam lubuknya, sehingga menggenang, lalu menguap lagi, dan sia-sia.

Tanah rawa laksana manusia bodoh lagi bangga dengan ketololannya, yang tidak mau belajar, yang merasa dirinya telah penuh dengan ilmu dan kebijakan, tapi ilmu dan kebijakannya tidak mengalir kemana-mana, menggenang dan membusuk.

Kearifan yang membuat empunya memiliki keluasan berpikir dan kedalaman jiwa, laksana pohon yang tumbuh dari tanah subur yang disirami hujan tadi. Akarnya kuat, batangnya teguh, meliuk dinamis mengikuti angin namun tetap konsisten pada perubahan cuaca. Dahan-dahannya semburat pada setiap sisi pohon ibarat tangan-tangan yang selalu terbuka menerima ilmu pengetahuan sambil mengagungkan munajat kepadaNya. Dedaunannya lebat ramai mendesah, seramai hati seorang sufi yang selalu istiqamah dalam kesendiriannya, selebat pikiran seorang berilmu yang tak jemu dihitung, sebanyak cinta seorang pecinta yang mencintai kekasih karenaNya. Melindungi siapapun yang ada di bawahnya dari matahari yang terlampau terik, sehingga sang pengembara masih dapat merasakan semilir angin yang diperanakkan dari induk badai. Pohon itu menghasilkan buah manis lagi kaya air yang memuaskan lapar dan dahaga setiap musafir yang menginginkannya.

Jika kearifan ibarat pohon itu, maka kebodohan adalah semak-semak.* Jika kau menginginkan pohon kearifan tumbuh dalam dirimu, siramilah lapang jiwamu dengan kata-kata bijak yang sarat akan nasihat.

***

Sampai bertemu di surga, Saudaraku.

… .

*kata-kata ini saya dapatkan dari sebuah film lama, tapi lupa judulnya 😦

… .

IBSN adalah sebuah wadah insan indonesia dalam jaringan internet
dengan berbagai jenis blog platform yang memiliki konsep
keindahan berbagi berbagai hal bermanfaat untuk kebaikan pada
sesama, dengan tujuan untuk membuat hidup ini makin bermakna.
visit Indonesians’ Beautiful Sharing Network