“Tiada yang paling cemburu di antara hambanya, kecuali Allah.”

Tulisan ini adalah respon terhadap kasus carok di alun-alun Bangkalan, beberapa waktu lalu. Banyak komentar yang berkembang terkait kasus ini. Apalagi jika penyebabnya adalah perselingkuhan. Ada yang pro dengan pihak suami (yang kemungkinan besar adalah pelaku carok) dan ada yang kontra.

Sore itu seperti biasa, saya dan Lukman ngopi di warung Bu Karni selepas aktivitas di rumah sakit. Membaca berita carok dari tabnya, dia kritik habis-habisan kejadian tersebut. “Bodoh,” katanya, “kalau memang terbukti selingkuh, ya ceraikan aja isterinya. Gampang, to. Lalu cari yang lain. Emangnya perempuan cuman dia aja.”

Woo, saya tidak setuju. “Gak segampang itu, Ndan,” saya menimpali, “kalo soal perselingkuhan, bukan hanya hati yang terlibat. Tapi harga diri,” saya nyruput kopi sambil bersungut-sungut.

Continue reading “Cemburu Itu Berbahaya”